De Javu berasal dari frasa
pracis yang berarti "pernah melihat" atau "pernah merasa".
Maksudnya adalah mengalami sesuatu pengalaman yang dirasakan pernah dialami
sebelumnya.
Singkatnya, pernah gak
saat anda lagi mengalami suatu kejadian, ataupun melihat, mendengar, bahkan
mencium sesuatu yang asing atau baru, tapi dipikiran anda merasa anda pernah
mengalami hal itu. Meskipun anda lupa dan gak bisa mendeskripsikan secara jelas
kapan saat itu berlangsung.
Itulah hal yang biasa
dinamakan dengan De Javu.
Sebenernya orang yang
mengalami De Javu itu bisa siapa aja, dan bukan karena mengalami gangguan otak
maupun lainnya. Soalnya menurut beberapa riset yang saya lakukan (mode sok), ada lebih dari 70 persen manusia
di dunia yang pernah mengalami hal kayak gini. Meskipun dengan sensasi yang
berbeda-beda tentunya.
Pada awalnya ada beberapa
kalangan yang menyebutnya dengan teori “optical pathway delay” yang maksudnya
adalah saat anda melihat sesuatu, secara simultan mata kanan anda menangkapnya dan
mengirimkannya lebih cepat ke otak, sehingga saat mata kiri melihat hal itu
terasa seperti familiar. Sayangnya teori ini gak berlaku lagi, karena ada juga
orang buta yang pernah mengalami De Javu.
Bagi beberapa orang skeptic,
hal seperti De Javu ini mungkin gak lebih dari sensasi belaka, sayangnya ada
beberapa orang yang mampu merasakan De Javu dengan begitu detail bahkan bisa
mengatakan secara persis hal-hal yang akan terjadi selanjutnya saat De Javu mulai
dirasakannya. Future Vision kah ? atau karena parallel world ? dan Many Wolrd
Interprestasion ? ada ratusan teori tentang kejadian ini. Dan mungkin
masing-masing teori itu didasarkan atas kejadian yang ada di sekitar mereka.
Lalu apa seperti pengidap
Indigo ? tentu saja sedikit berbeda, karena De Javu bukanlah melihat masa
depan, melainkan merasakan hal yang dialami saat ini seperti sesuatu yang
pernah dialami sebelumnya.
Begini, tiap manusia
normal memiliki 5 indera yang juga memiliki kepekaan yang berbeda. Seperti seberapa
jauh matamu bisa melihat tulisan dengan jelas ? dan seberapa keras suara musik yang
mampu kamu dengar dan masih terdengar jelas ? tiap orang pastinya memiliki
kapabilitas yang berbeda.
Dan kalo anda ingin
mempraktekkannya dengan simple, cobalah anda putar kepala anda dengan melihat
ke sekeliling anda tanpa memperhatikan detailnya. Setelah itu, coba bayangkan
secara detail apa saja yang anda lihat. Pastinya sulit karena otak kita tidak
sempat merekam detail itu.
Salah, apapun yang kita
lihat, yang kita cium, dengar, dan apapun yang indera kita rasakan akan terekam
dengan detail seperti pada kamera. Bahkan ribuan kali lebih jelas dari itu. Soalnya
rata-rata manusia memiliki sekitar 1.000.000.000 Tera sebagai memorinya, dan
memiliki kemampuan 10.000 kali dari komputer tercanggih sekalipun. Sayangnya kebanyakan
manusia cuma mampu mengoptimalkannya kurang dari 10 persen. Ilmuan super jenius
kayak Mbah Albert Einstein aja cuma mampu mempergunakan sekitar 13 persen aja. Bayangin
kalo bisa mengoptimalkan mencapai 50 persen. Dan semua hal yang bisa kita
bayangkan, adalah apa yang tersimpan dalam otak kita itu.
Dan seperti kejadian De
Javu, teori yang cukup dekat adalah karena kita pernah merasakan sensasi yang
begitu mirip. Atau bahkan cuma mendekati, dan saat melihat kejadian yang hampir
sama, otak kita secara gak sengaja mengakses ingatan kita sebelumnya dan dengan
di selingi ingatan-ingatan lain yang tersusun, terjadilah De Javu seperti kita
merasakan kejadian yang benar-benar mirip.
Contoh simple lagi,
misalnya anda pernah tanpa sengaja melihat suatu lukisan sebuah gunung yang
lancip tapi gak anda perhatikan dengan baik, lalu di tempat berbeda, anda
melihat pohon besar dengan daun lebat, dan di tempat dan waktu berbeda lagi
anda melihat pohon kecil dengan warna merah, setelah itu anda melihat salju di
sekitar danau. Dan kesemua hal itu gak pernah benar-benar anda ingat, dan cuma
tersimpan di memori otak.
Suatu saat, anda pergi ke
sebuah tempat dengan gunung lancip yang dipenuhi salju dan pohon-pohon besar
dengan daun lebat berwarna merah di sekitar danaunya. Saat itu tanpa sadar anda
seperti pernah berada pada tempat itu, padahal yang terjadi sebenernya adalah
otak anda mengakses memori yang sebelumnya tersimpan dan menyusunnya sedemikian
rupa sehingga tempat itu terasa sangat familiar.
Meskipun enggak menutup
kemungkinan kalau peristiwa De Javu itu adalah murni hal yang memang anda
rasakan sebelumnya, dan persis sama saat anda mengalami hal saat ini. Bahkan yang
lebih ekstrim lagi, peristiwa De Javu adalah peristiwa Time Leap yang gak anda
sadari. Dan meskipun anda tidak mengingatnya, seperti sebelumnya otak andalah
yang menyimpan memori itu.
0 komentar:
Post a Comment