Friday 26 December 2014

Beri Komentar Kamu..

Misteri Yang Masih Bikin Puyeng Para Ilmuwan

1. Baterai Pertama Baghdad


Satu hal lagi yang kini jadi perdebatan panjang oleh para ilmuwan, ternyata penemu baterai pertama bukanlah Alesandro Volta, melainkan entah siapa di negeri Baghdad. Saat ditemukan, batu baterai dari Baghdad dari masa lebih dari 2.000 tahun lalu, bikin puyeng para arkeolog, juga ilmuwan. Artefak yang ditemukan pada 1936, di sebuah makam kuno di luar Baghdad (Khujut Rabula), diduga diciptakan di wilayah Mesopotamia.
Bentuknya berupa pot tanah liat uang mengandung paku besi galvanis yang dibungkus lembaran tembaga. Para arkeolog berteori, cairan asam — mungkin jeruk atau lemon — yang ada di dalamnya digunakan untuk menghasilkan arus listrik di dalam tabung. Secara teoritis, itu memang baterai. 

Jika benar demikian, pembuat artefak tersebut benar-benar sudah mendahului Alessandro Volta, penemu Italia yang tadinya diklaim menciptakan baterai pertama kali pada 1800 serta Michael Faraday (Inggris) yang menemukan induksi elektromagnetik dan hukum elektrolisis. Terlepas dari benar tidaknya artefak tersebut digunakan sebagai baterai, untuk apa energi listrik yang dihasilkannya masih jadi misteri. Tak ada catatan historis yang menjelaskan soal itu.

2. Manuskrip Voynich

Gak jauh beda sama Rongorongo, misteri tulisan kuno yang belum terpecahkan apa artinya, ini ada lagi Manuskrip Voynich yang juga masih bikin puyeng para ilmuwan. Sebuah naskah dari akhir Abad Pertengahan tersimpan di perpustakaan buku-buku langka di Yale University. Ditulis rapat, namun cermat, dilengkapi ilustrasi berwarna — dari bunga bermahkota besar yang tak serupa dengan tanaman apapun di Bumi, sampai gambaran kosmologi dan astrologi. Ada lagi gambar aneh seperti perempuan-perempuan telanjang, dengan perut besar, berada dalam benda mirip tong atau seperti sedang mandi dalam wadah mirip kolam kecil. Entah apa maksudnya.
Namun, yang paling aneh dari naskah ini adalah, tak ada seorang pun yang memastikan, apa sebenarnya isinya. Huruf yang tertera di dalamnya adalah aksara `alien’ yang membingungkan para ahli kriptologi, sejawaran, dan para pecinta buku selama berabad-abad. Tak ayal, Manuskrip Voynich — namanya– dinobatkan sebagai buku paling misterius di muka Bumi.

Sejarah mencatat, buku itu diserahkan oleh para Yesuit Italia dari Villa Mondragone kepada Wilfrid Voynich, seorang pedagang buku antik di awal Abad ke-20, demi untuk membiayai renovasi lembaga pendidikan mereka. Kala itu pun tak ada yang memahami maksud buku tersebut. Voynich menerima daftar pemilik manuskrip itu yang mengesankan dari Abad ke-17. Ini salah satunya: “Naskah kuno itu milik Kaisar Jerman Rudolph II (1576-1612), yang membelinya seharga 600 dukat emas dan meyakini itu adalah karya Roger Bacon. Diduga Kaisar mendapatkannya dari peramal Inggris John Dee (1527-1608). Dan, Dee diyakini memiliki sejumlah manuskrip karya Bacon yang lain.”
Seberapa keras apapun untuk menerjemahkan artinya, khususnya tentang keberadaan para perempuan tanpa busana, isinya masih jadi misteri hingga saat ini. Bahkan, gak sedikit ilmuwan yang menduganya tipuan belaka alias hoax, dengan menuding buku itu buatan Voynich sendiri.


3. Mekanisme Antikythera 

Percaya gak, kalau ternyata kebudayaan zaman kuno bahkan lebih canggih daripada zaman ini ? Sayangnya ungkapan seperti itu masih jadi perdebatan sengit oleh antar ilmuwan yang semakin puyeng setelah bukti-bukti ditemukan alat-alat canggih yang berumur ratusan tahun lalu. Mekanisme Antikythera adalah nama dari sebuah artefak yang ditemukan di sebuah kapal karam dekat Yunani pada tahun 1900. Perangkat mirip komputer analog yang diperkirakan berasal dari kebudayaan Yunani yang berkembang sekitar tahun 100 SM itu diduga digunakan untuk menentukan benda-benda langit dengan mekanisme yang kompleks, menggunakan serangkaian roda gigi perunggu.

Mekanisme Antikythera berasal dari masa jauh sebelum manusia memiliki pemahaman modern tentang astronomi dan fisika. Artefak itu dibuat lebih dari 1.600 tahun sebelum Galilei Galileo lahir, dan lebih dari 1.700 tahun sebelum Sir Isaac Newton terlahir ke dunia. Jadi, kenapa ada mesin secanggih itu dimasa lampau, dan siapa sebenarnya yang menciptakannya masih tetap bikin puyeng para Ilmuwan.


4. Orang-orang Laut (Sea People)


 Satuh hal lagi yang bikin puyeng para ilmuwan dan sejarawan adalah sebuah artefak yang menggambarkan sebuah peperangan dengan orang-orang menggunakan kapal dan dengan teknologi persenjataan yang menakjubkan. Selama Zaman Perunggu akhir, peradaban berkembang pada tingkat yang mengesankan di Mediterania dan Aegea. Kerajaan-kerajaan lahir, aturan ditegakkan, teknologi canggih ditemukan. Bangsa Mycenaea dan Minoa punya istana megah dan rumit di Yunani dan Kreta. Orang mendominasi wilayah luas di Turki, sementara orang Kanaan menguasai apa yang kini menjadi Israel, Lebanon, dan Yordania. Namun di tahun-tahun sekitar 1200 SM, semua berubah. Semua peradaban itu bak tersapu dari peta. Mereka yang bertahan seakan mundur ke masa ribuan tahun silam: tak bisa menulis, kehilangan kemampuan seni, arsitektur, dan membuat gerabah. Salah satu penyebabnya adalah ‘Sea People’ — orang-orang laut. Digambarkan sebagai kelompok prajurit barbar yang hanya sedikit menguasai peradaban. Hingga kini, sejarawan belum mengungkap dari mana mereka berasal, bagaimana bisa mereka meruntuhkan peradaban yang lebih maju dalam hal persenjataan dan teknologi, dan apa yang terjadi pada mereka setelah penaklukkan mereka akhirnya berakhir di Mesir. Identitas sejati mereka terus jadi misteri.


5. Gobekli Tepe



Gobekli Tepe diperkirakan merupakan sebuah tempat ibadah yang terletak 15 km sebelah timur laut kota Urfa di Turki tenggara. Situs yang ada di puncak pegunungan terdiri dari lebih dari 200 pilar, tingginya lebih dari 20 kaki, beratnya lebih dari 20 ton, dan disusun dalam 20 lingkaran. Ada ukiran hewan predator di sejumlah pilar. Kuil ini dianggap sebagai kuil tertua yang pernah ada di dunia. Gobekli Tepe dibangun lebih dari 13.000 tahun yang lalu, 8.000 tahun lebih dulu dari Stonehenge. Diperkirakan dibangun oleh manusia pemburu dan peramu yang selama ini ‘dituduh’ tak punya sistem simbolik yang kompleks, hierarki sosial, dan pembagian kerja


Bagaimana manusia Neolitik yang nomaden berhasil mengatur pembagian kerja kerja untuk menyelesaikan situs ini ? Mengapa itu dibangun ? Masih jadi teka-teki. Andrew Collins dalam bukunya "Gobekli Tepe : Genesis Of The Gods" beranggapan bahwa orang-orang yang ikut terlibat dalam pembangun Gobekli Tepe berasal dari budaya Swiderian. Budaya Swiderian sangat maju termasuk di antaranya menguasai teknologi alat batu yang canggih berasal dari nenek moyang mereka. Nenek moyang Swiderian mungkin berasal dari Gravettian Timur yang berkembang antara tahun 30.000 hingga 19.000 SM yang saat ini dikenal sebagai Republik Ceko. Beragam bentuk kepala mulai dari manusia, hewan sampai singa menjadi teka-teki yang makin bikin puyeng para Ilmuwan, kenapa dan bagaimana hal itu dibuat.


Bahkan, hal-hal itu yang kian menguatkan bagaimana kehidupan dan kebudayaan zaman dahulu yang malah lebih misterius dari kehidupan zaman seakarang. Kenapa orang-orang yang katanya hidup di zaman yang buta, malah mampu menciptakan sesuatu yang begitu rumit dan detail, bahkan gak bisa dijelaskan secara ilmiah oleh orang-orang yang katanya hidup di zaman teknologi cerdas sekarang ini.

sumber : terselubung

0 komentar: