Indonesia tercinta kita, itu ternyata masih belum bener-bener sembuh dari sebuah penyakit kronis yang sudah agak lama terinfeksi. Bahkan di era yang katanya modern dan gaul ini kok kita malahan dengan gampangnya terinfeksi virus dari luar dan langsung jadi sebuah demam kronis.
Maksudnya apaan sih ?
Yang saya maksudkan demam itu ya sebuah penyakit, penyakit yang mesti cepet-cepet mesti diobati sebelum jadi kronis dan terlalu parah.
Trus, penyakit apaan ? Demam apaan ?
Demam trend di tayangan televisi kok, bukan semacam penyakit aneh atau langka. Tapi tetep aja membahayakan.
Di sekitar tahun 2000an kita terserang penyakit demam film China yang dimulai dengan F4 yaitu sekitar Jerry Yan, Vicky Shu, dan lain lain yang booming lewat tayangan serial Meteor Garden. Nah, saat itu hampir semua tayangan tv di Indonesia isinya tentang itu, mulai dari sinetron copian yang dibintangi oleh Leoni, Roger Danuarta, Indra L. Brugman dan kawan-kawan. Bahkan sampai kalo lihat poster f4 dimana-mana itu jadi sebuah hal yang agak wajar.
Trus langsung aja lompat ke beberapa tahun lalu, di Indonesia lagi parah-parahnya demam acara Talkshow empat mata yang dibawain sama Om Tukul Arwana. Nah, isinya ya hampir sama. Jadi hampir disemua tempat tv yang ditayangin ya seputar dia atau sejenisnya. Bahkan langsung di tayangan tv lain pun ikut-ikutan bikin acara seperti itu. Sampai acara Romadhon isinya ya mereka semua.
Lanjut lagi ke beberapa tahun berikutnya, masih dari dunia komedi yang isinya adalah panggung sejenis lenong atau opera tapi lebih modern katanya. Masih inget gak sama Opera Van Java ? pas mereka lagi booming-boomingnya disemua tempat isinya ya itu. Dan masih tetep di tiru sama stasiun tv yang lain. Mungkin karena ratingnya bagus, jadinya yang lain ikut-ikutan deh. Bahkan sampai ada Opera yang dimainkan anak-anak. Sayangnya sekarang udah semakin berkurang karena tingkah mereka di opera itu yang sering mencontohkan adegan kekerasan sering ditiru oleh masyarakat.
Selanjutnya, acara yang masih juga seputar dunia komedi katanya. Seperti YKS yang sekarang udah di banned karena mengandung hal yang dinilai negatif sama KPI. Tapi sebelumnya ya langsung booming, sampai acara jogednya ditiru kemana-kemana. Dari mulai anak kecil, sampai manula mereka semua tahu tentang hal itu. Pokoknya dari acara ini mulai lagi trend dunia dangdut melejit dengan jogednya, tapi udah bukan dangdut yang kayak dulu lagi. Tapi udah lebih ke modern. Sayangnya acara yang awalnya bahkan sempet ditayangkan dari sore sampai jam 12 malem ini mengandung banyak banget hal negatif, mulai dari jogednya orang-orang gak waras, dan tingkah yang gak ada sopan santunnya karena seringkali menghina orang yang lebih tua, dan lain sebagainya. Dan mungkin gak banyak positifnya.
Selanjutnya lagi, Demam korea dan boys band, dan girls band. Itu sebenernya hampir sama kayak yang di era 90an dulu semasa Boyzone, Westlife, Backstreetboys dan lain-lain. Cuma kali ini kebanyakan dari korea. Era ini sih sebenernya diawali dari musik R n B yang juga diawali oleh demam Youtube sama Justin Bieber, Sinta dan Jojo, bahkan sampai Briptu Norman yang sekarang malahan jadi penjual bubur.
Dimana-mana pokoknya isinya itu Boysband, Girlsband karena emang gak perlu jago nyanyi dan punya suara bagus, yang penting cakep dan pinter joged. Itu aja udah lebih dari cukup. Sampai dicopy ke anak kecil yang gak mau kalah bikin grup kayak gitu. Dan sekali lagi era itu udah menurun drastis ratingnya setelah Ariel keluar dari sel dan mencetuskan Noah. Bukan No - Ah, tapi ya Noah band yang sebelumnya kalo masih inget itu Peterpan. Sukur deh, tapi tetep aja setelah satu era menurun ada juga era yang lain dimulai.
Era yang paling terkini saat ini adalah Demam India. Dimana-mana isinya India, mulai dari film, sinetron, talkshow, kuis, bahkan sampai reality show. Sampai bosen pokoknya lihat muka khas mereka. Kita tengok deh serial Mahabharata yang jadi awal mula demam ini. Serial itu emang secara garis besar sama kayak cerita legendaris di Indonesia yaitu pewayangan yang emang diadopsi dari negeri sono. Tapi bukan bermaksud nambah menjelek-jelekkan, tapi emang jelek kok menurut saya film serial itu. Bahkan effect sama martial arts didalam film itu tergolong jelek meskipun udah masuk ke era modern seperti sekarang.
Sayangnya pihak pertelevisian gak cuma melihat acara yang ditayangkan itu mengandung pendidikan bangsa sih, tapi tentang rating, rating, dan rating. Jadi sekarang nih lagi banyak-banyaknya orang India yang sering nongol di tv. Apapun itu, sampai ke proses pencarian cinta segala dilakuin di Indonesia. Trus, di negara lain laris gak sih sebenernya ? Kalo di Indonesia sih emang gak cuma sekali India jadi trend. Dulu jamannya mas Govinda, Mitun, dan lain-lain di film epic India kuno yang sering tentang dunia kepolisian dan kriminal. Trus diulang lagi di era Sakhruk Khan lewat Kuch-kuch Ho ta Hai. Film sejenis itu juga begitu booming dan disertai film sejenis, dan tentu saja dicopy sama beberapa acara Indonesia.
Eh, sekarang masa itu diulang lagi dan dengan kemasan yang jauh lebih jelek dari eranya Sakhruk Khan. Malahan kalo dia sih udah sempet masuk ke setara Hollywood sono. Kok, lebih herannya masyarakat begitu terlena sama demam kelas rendahan macam itu ya ? Bahkan bukan cuma masyarakat biasa, bahkan anak muda gaul juga ikut-ikutan kejangkit virus berbahaya itu.
Pertanyaannya, KENAPA ?
Karena, Indonesia gak kreatif, dan cuma bisa konsumsi, dan juga gak bisa membuat sesuatu yang original.
GAK JUGA KOK !
Indonesia pernah membuat tayangan tv original yang bener-bener bagus yaitu Ada Apa Dengan Cinta yang dibintangi sama Mas Nicolas Syahputra sama Mba Dian Sastro Wardoyo yang cantik banget. Di era film itu emang masih juga terjangkit demam, tapi Indonesia berhasil menunjukkan kalo punya film berkualitas yang bener-bener dikreasikan oleh orang-orang asli Indonesia. Beda sama The Raid yang meskipun sukses dan agak laris, tapi disutradarai sama orang asing.
Nah, film AADC itu sebenernya ratingnya bagus banget, karena langsung diikuti film sejenisnya kayak Dealova, Heart, Eifel I'm In Love dan sebagainya. Cuma aja dirusak sama citranya sinetron. Kok, malahan yang udah bagus dijadiin sinetron serial yang jadi akhirnya ngerusak cerita dan bikin gak asik lagi deh.
Intinya, orang Indonesia itu (termasuk yang nulis) gampangan banget, dan gampang banget, dan gampang banget di infeksi sama virus dari luar. Karena emang udah kebudayaan konsumtif, bukannya produktif. Jadi mau ada acara sejelek apapun di tv kalo presentase tayangannya dinaikkan ya jadinya banyak digemari sama masyarakat. Itu sebenernya malah trik dari pihak televisi, dengan sejuta akal mereka aja biar laris.
0 komentar:
Post a Comment